Sunday 24 January 2010

Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence)

Kita sudah mengetahui bahwa IQ (Intelligence Quetient) adalah sebagai ukuran kecerdasan seseorang khususnya bidang prestasi akademis.

IQ juga merupakan kadar kemampuan seseorang dalam menyerap hal-hal yang sifatnya fenomenal, faktual dan data serta hitungan (matematika), hal itu semua tercermin dalam alam semesta.

Sedangkan Emotional Intelligence (EI) atau kecerdasan emosi adalah suatu hal yang baru disadari dan diperhatikan sebagai kekuatan penting dan diunggulkan perannya dalam keberhasilan hidup seseorang.

Sudah banyak terungkap bahwa EI dalam banyak hal sangat menentukan keberhasilan ataupun kegagalan seseorang. Daniel Goleman pda tahun 1996 mengungkapkan bahwa hasil penelitian para ahli, keberhasilan hidup seseorang itu dipengaruhi oleh IQ 20% dan EI 80%.

Bila dibandingkan dengan test IQ, test yang menentukan Emotional Intelligence (EI) tidak tergantung pada nilai numerik. Memang tidak mungkin dihitung secara matematis, karena kecerdasan emosi merupakan kualitas yang kompleks dan mewakili hal-hal yang abstrak, seperti: kesadaran diri, empati, tekad maupun keluesan sosial.

Seseorang yang pandai, dengan IQ tinggi, dengan prestasi akademis yang tinggi pula, dapat memutuskan serta melakukan tindakan yang bodoh. Contoh mungkin ada diantara kawan kita yang telah lama kita kenal sebagai anak yang pandai, bintang sekolah, prestasi akademisnya selalu diatas kawan-kawannya sejak Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, tetapi dalam kehidupannya banyak membuat keputusan dan tindakan yang salah, gagal dalam usahanya dan keluarganya berantakan.

Ketidakmatangan emosi dan ketidakmampukan mengendalikan diri akan berakibat fatal bagi masa depan kita. Seringkali hal-hal sepele dan suatu ketidaksengajaan direspon secara berlebihan sehingga mengakibatkan masalah yang besar.

Kecerdasan emosional akan mempengaruhi perilaku yang mencakup 5 bidang, yaitu :

1.Pengenalan Emosi Diri
Kesadaran diri dan mengenali perasaan-perasaan yang timbul dalam dirinya, merupakan dasar dari emotional intelligence. Kita harus memantau emosi terus menerus, sehingga kita bisa mengemudikan kehidupan dengan baik.

2.Pengendalian Emosi Diri
Emosi adalah energi yang luar biasa besarnya, sehingga pembebasan tanpa pengendalian akan merusak dirinya sendiri maupun orang lain. Orang-orang yang tidak mampu mengendalikan emosi diri, akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara orang-orang yang pintar akan dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemrosotan dan kejatuhan dalam kehidupan.

3.Memotivasi Diri Sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting untuk memotivasi diri, menguasai diri dan berkreasi. Menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.

4.Mengenali Emosi Orang Lain
Emosi itu jarang diungkapkan dengan kata-kata, tetapi lebih sering diungkapkan melalui isyarat. Kunci kemampuan memahami emosional orang lain adalah mampu membaca pesan non verbal, seperti nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah, dsb.
Orang yang mampu berempati, lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.

5.Membina Hubungan Antar Manusia
Ketrampilan membina hubungan antar manusia, sebagian besar merupakan ketrampilan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini akan menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan.


Elemem-elemen kecerdasan emosi ini sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang dalam menghadapi masalah.

Sumber : GRIPAC, Griya Pelatihan Apac.

No comments:

Post a Comment